top of page

Perkuat Komitmen Pembangunan Berkelanjutan, STKIP Pasundan Jalin Kerja Sama Bilateral dengan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam Malaysia

Diperbarui: 24 Jun

ketua STKIP Pasundan beserta dosen dan peserta ASDC
Foto Bersama Civitas Academica STKIP Pasundan Cimahi dengan UiTM Shah Alam Malaysia

Cimahi, STKIP Pasundan – STKIP Pasundan menerima kunjungan resmi (26-27/2) dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam, Malaysia, dalam rangka menjalin kerja sama bilateral yang berfokus pada program pembangunan berkelanjutan bertajuk ASEAN’s Sustainable Community Development (ASCD) 2025. Pertemuan ini menjadi tonggak penting bagi pengembangan kolaborasi akademik lintas negara dalam mendukung penguatan komunitas berkelanjutan di Kawasan Asia Tenggara.

Ketua STKIP Pasundan, Prof. Dr. Dedi Supriadi, M.Pd., AIFO, mengungkapkan bahwa kerja sama ini lahir dari kesamaan visi antara kedua institusi. “Kerja sama ini berawal dari keinginan yang sama antara kami dengan UiTM Shah Alam untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan di kawasan ASEAN. Kami meyakini bahwa tantangan global seperti isu keberlanjutan tidak bisa ditangani secara terpisah, melainkan perlu dijawab melalui sinergi lintas negara,” ujar Prof. Dedi.

Lebih lanjut, Prof. Dedi menegaskan bahwa program ASCD 2025 ini menjadi peluang strategis untuk memperluas jejaring internasional serta memperkaya pengalaman akademik, baik bagi dosen maupun mahasiswa. “Kehadiran kami dalam program ini tidak hanya untuk mempererat hubungan antar kampus, tetapi juga sebagai wujud nyata kontribusi institusi kami terhadap pembangunan regional,” imbuhnya.

Kerja sama bilateral ini mengusung harapan besar yang digaungkan oleh kedua pihak. Menurut Prof. Dedi, kolaborasi ini diharapkan mampu menghasilkan berbagai program konkret yang berdampak langsung terhadap penguatan kapasitas masyarakat dan peningkatan mutu pendidikan. “Kami ingin kerja sama ini benar-benar dapat dimplementasikan dalam kegiatan riil, seperti penelitian kolaboratif, pertukaran pengetahuan, hingga pengabdian lintas negara. Kami juga ingin semangat solidaritas ASEAN dalam pembangunan berkelanjutan dapat menjadi nilai bersama yang terus kami jaga dan kembangkan,” jelasnya.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Di hari pertama (26/2/2025) bertempat di Aula Gedung A kampus STKIP Pasundan dilakukan acara pembukaan dengan perkenalan budaya masing-masing negara. Kemudian, dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) antara mahasiswa STKIP Pasundan dengan UiTM. Dalam FGD ini, mahasiswa dibagi ke dalam lima kelompok dengan bahasan topik yang berbeda, seperti pendidikan, keamanan siber, kewirausahaan, ruang terbuka serta kesehatan mental.

Di hari kedua (27/2), kegiatan berlangsung di Kampung Adat Cireundeu, Cimahi. Di sana mahasiswa STKIP Pasundan dan UiTM melakukan kolaborasi dalam eksperimen sederhana menggunakan bahan-bahan sederhana bersama anak-anak Kampung Adat Cireundeu, seperti membuat lava menggunakan sabun cuci piring, menjadikan lilin penghisap air dengan gelas, serta membuat roket menggunakan botol dimana eksperimen roket tersebut diterbangkan langsung di hadapan Prof. Dedi.

Tanggapan dari civitas academica STKIP Pasundan terhadap adanya kerja sama ini sangat positif. Prof. Dedi menyampaikan bahwa baik dosen maupun mahasiswa menyambut kerja sama ini dengan penuh antusiasme. “Para dosen melihat kerja sama ini sebagai peluang untuk memperluas jejaring riset dan meningkatkan kualitas akademik. Sementara itu, mahasiswa sangat tertarik dengan peluang pertukaran pelajar serta pengalaman pengabdian lintas negara. Semangat kolaborasi ini membawa energi baru bagi kampus kami,” ungkapnya.

Lebih jauh, Prof. Dedi menyampaikan harapannya agar kerja sama ini tidak hanya menjadi agenda jangka pendek, tetapi mampu bertransformasi menjadi program jangka Panjang yang berkelanjutan. “Kami berharap kerja sama ini dapat terus dikembangkan, diperluas, dan membawa manfaat nyata, tidak hanya bagi institusi, tetapi juga bagi masyarakat luas di Kawasan ASEAN,’ pungkasnya.

Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa sinergi antarperguruan tinggi di Asia Tenggara dapat menjadi motor penggerak penting dalam menciptakan komunitas regional yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan. (Redaksi/WP)

 
 

© 2025 STKIP Pasundan

bottom of page